Abstrak

Abstrak
tumbuh itu keatas bukan kesamping :-)

Pengikut

Senin, 27 September 2010

Logam Berat Arsen

ARSEN (As)

1. Pendahuluan

Arsen (As) merupakan unsur yang melimpah secara alami dengan nomor atom 33, berat atom 74,92 g/mol, memiliki 2 bentuk padatan, yaitu kuning kehitaman dan abu-abu, termasuk dalam golongan semi-logam, dan mudah patah. Biasanya, bersama dengan unsur lain yaitu oksugen, klor, sulfur, karbon, hydrogen, timbal, besi, emas. Berbagai senyawa As ditemukan dialam biasanya bersama unsure lain, antara lain perak, kobalt, nikel, besi, antimony, atau sulfur.

Gambar 1. Arsen (As)

Arsen (As) jarang ditemukan dalam bentuk unsure karena Arsen (As) biasanya membentuk berbagai macam senyawa kompleks, bisa berupa trivalent (As+3) atau pentavalen (As+5), yang terdapat secara luas di alam. Pada umumnya, As+3 berupa As-anorganik antara lain senyawa As-pentoksida, asam arsenat, Pb-arsenat, dan Ca-arsenat. As-organik bisa berupa As+3, maupun As+5 diantaranya asam arsanilat atau bentuk metilasi. Arsen di dalam tubuh mahluk hidup, baik hewan maupun tanaman, bergabung dengan hydrogen atau karbon membentuk As-organik.

Arsen (As) secara kimiawai memiliki karakteristik serupa fosfor. Apabila dipanaskan, Arsen (As) akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsenic (As2O3) yang mempunyai bau seperti bawang putih. Arsen (As) banyak digunakan di Persia sejak zaman kuno untuk membunuh seseorang dengan gejala keracunan yang sulit dideteksi. As2O3 adalah racun yang umum digunakan sejak zaman Romawi hingga abad pertengahan, sedangkan As2O3 bewarna putih dan tidak berasa sehingga sulit dideteksi bila diberikan sedikit-sedikit dalam jangka yang panjang.

Arsen (As) dialam ditemukan berupa mineral, antara lain arsenopirit, nikolit, orpiment, enargit, dan lain-lain. Demi keperluan industry mineral, Arsen (As) dipanaskan terlebih dahulu sehingga As berkondensasi menjadi bentuk padat.

Arsen (As) berasal dari kerak bumi yang bila dilepaskan ke udara sebagai hasil sampingan dari aktivitas peleburuan bijih baruan, Arsen (As) dalam tanah berupa bijih, yaitu arsenopirit dan orpiment, yang pada akhirnya bisa mencemari air tanah. Arsen (As) merupakan unsur kerak bumi yang berjumah besar, yaitu menempati urutan keduapuluh dari unsure kerak bumi, sehingga sangat besar kemungkinannya mencemari air tanah dan air minum. Jutaan manusia bisa terpapar Arsen (As), seperti yang pernah terjadi di Bangladesh, India, Cina. Semua batuan mengandung Arsen (As) 1-5 ppm. Kosentrasi yang lebih tinggi ditemukan pada batuan beku dan sedimen. Tanah hasil pelapukan batuan biasanya mengandung Arsen (As) sebesar 0,1–40 ppm dengan rata-rata 5-6 ppm.

Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang sering diklasifikasikan sebagai logam, Tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang membentuk kation, Arsen (As) dialam berbentuk anion, seperti H2AsO4 (Ismunandar, 2004). Arsen (As) tidak rusak oleh lingkungan, hanya berpindah menuju air atau tanah yang dibawa oleh debu, hujan, atau awan. Beberapa senyawa Arsen (As) tidak bisa larut di perairan dan akhirnya akan mengendap di sedimen. Senyawa arsen pada awalnya digunakan sebagai pestisida dan hibrisida, sebelum senyawa organic ditemukan, dan sebagai pengawet kayu (Copper Chromated Arsenic (CCA)).

2. Penggunaan Dalam Bidang Industri

Dulu senyawa Arsen (As) berupa copper arsenite digunakan sebagai pewarna hijau pada wallpaper. Arsen (As) banyak digunakan sebagai pengawet kayu Maupun sebagai bahan pembuatan berbagai macam peralatan dibidang pertanian, antara lain bahan pembuatan pestisida, insektisida, herbisida, algasida, rodentisida pupuk, dan sterilan tanah. Selain itu Arsen (As) juga digunakan sebagai komponen pengobatan penyakit yang disebabkan oleh parasit, pembuatan obat doping ( doping agent), bahan pembuatan bronzing dan senjata. As anorganik biasanya untuk mengawetkan kayu dalam bentuk CCA, Arsen (As) digunakan ntuk mencegah serangan insekta dan pembusukan pada kayu. Arsen (As) juga digunakan sebagai bahan campuran pewarna cat rambut, pigmen, berbagai macam mainan anak, pembungkus makanan, pewarna baju, serta berbagai jens campuran logam (alloys). Dalam jumlah yang kecil, Arsen (As) digunakan sebagai campuran pembuatan bahan gelas, logam, dan alat elektronik, serta sebagai bahan pembuatan transistor.

Berbagai senyawa Arsen (As) yang penting adalah white arsenic, orpiment, realgar, paris green, calcium arsenat, dan lead hydrogen arsenate. Orpiment dan realgar adalah sebagai bahan pembuatan pigment cat. Namun karena reaktivitas dan toksisitasnya tinggi, penggunaannya dilarang. Gallium-arsenida sangat penting sebagai bahan semi konduktor dalam integrated circuits, sedangkan dioada laser mampu mengubah aliran listrik menjadi sinar. Monosodium methyl arsenat adalah bentuk As organic yang kurang toksik sebagai pengganti Pb-arsenat sebagai bahan berbagai keperluan di bidang pertanian.

Dalam bidang kesehatan, Arsen (As) digunakan sebagai bahan pembuatan arsphenamine sebagai obat penyakit sifilis, trioksida-arsenat untuk terapi kanker dan sebagai bahan pembuatan Fowlers solution untuk pengobatan penyakit psoriasis. Penggunaan Arsen (As) sebagai bahan pembuatan pestisida untuk meracuni tikus telah dilarang. Hal ini dikarenakan terganggunyakesehatan manusia dalam proses produksi.

3. Tingkat Pencemaran

Arsen (As) merupakan senyawa alami sebagai bagian dari tanah, air, dan batuan, yang terutama banyak terdapat pada beberapa jenis batuan yang mengandung Co dan Pb. Kadar Arsen (As) di dalam tanah bervariasi mulai dari 1 ppm hingga 100 ppm. Arsen (As) bisa dilepaskan ke lingkungan dari sumber alam melalui proses erosi mineral dan letusan gunung berapi. Logam ini bisa berada di udara melalui tanah. Sebanyak setengah kada As di udara berasal dari lumpur dan tanah, sedangkan yang lainnya berasal dari aktivitas manusia, antara lain dari kegiatan industry. Dan diperkirakan 75% emisi arsen berasal dari kegiatan manusia, yaitu kegiatan penambangan yang berupa peleburan Co.

Meningkatnya pencemaran Arsen (As) dilingkungan karena meningkatnya peleburan berbagai jenis logam dan emisi dari pembakaran arang untuk menghasilkan energy. Penambangan mineral logam yang mengandung Arsen (As) dan pembuangan tailing bisa mempercepat pergerakan unsur As dan selanjutnya akan mengalir masuk kedalam system air permukaan (Herman, 2006). Kegiatan manusia yang mampu melepaskan arsen menuju tanah, air dan udara, diantaranya:

Ø Pelepasan Arsen (As) ke tanah, hampir 95% arsen yang dibebaskan ke tanah berasal dari kegiatan industry seperti penggunaan pestisida, limbah disposal, dan limbah umpur industri.

Ø Pelepasa Arsen (As) ke udara, setengah arsen yang berada diudara berasal dari abu hasil letusan gunung berapi, asap kebakaran hutan, serta dari berbagai kegiatan industri seperti pertanian kususnya pestisida, serta industry erlatan listrik.

Ø Pelepasan Arsen (As) ke air, sebagian besar arsen dibebaskan ke air melalui prose salami saat perubahan cuaca serta kegiatan industri.

Arsen (As) secara alami terdapat pad arang dan bahan bakar minyak. Saat pembakaran guna menghasilkan energy atau istrik, dihasilkan abu yang melepaskan Arsen (As) lebih besar dari proses alami. Paparan Arsen (As) berbentuk debu dan asap seperti peleburan diwilayah industri.

Berdsarkan penelitian WALHI, teluk Buyat Kabupaten Minahasa Sulawesi utara meupakan lokasi pembuangan limbah tailing sejak tahun 1996. Sebanayk 2.000 ton limbah tailing dibuang kedasar perairan Teluk Buyat setiap hari. Oleh karena itu, kosentrasi aesen di teluk di daerah mulut pipa tailing meningkat 5-70 kali lipat. Sementara itu Hg meningkat 10 kali lipat dibandingkan hasil studi analisis mengenai dampak lingukangan tahun 1994 (setiawan ,2004). Pencemaran arsen di sedimen dasar teluk buyat mencapai 666 mg/kg sehingga dikategorikan tercemar berdasarkan acuan data di kelautan ASEAN yang seharusnya hanya sebesar 50-300 mg/kg, yang melampaui standar baku sediment amerika yakni sebesar 42 mg/kg. Hasil penelitian Evan edinger-Memorial University of Newfoundland tahun 2004 menemukan kandungan arsen pada sedimen tepat diujung pipa pembuangan di Teluk Buyat. Kosentrasi arsen menurun dengan semakin jauhnya jarak dari ujung pipa. Kadar arsen berkisar antara 74-663 ppm. Kosentrasi arsen pada sedimen teluk Buyat lebih besar dibandingkan di teluk totok, lokasi tambang rakyat, dengan kosentrasi tetinggi sebesar 65,92 ppm (siregar, 2004). Berdasarka penelitian ke empat sampel air minum di Desa Buyat, diketahui bahwa terkandung arsen sebesar 0,07 µg/L, yang melebihi 0,01 µg/L sebagai baku mutu yang ditetapkan oleh PERMENKES no.907/MENKES/SK/VII/2002 (Elly, 2004).

Kontaminasi arsen dalam tubuh manusia bisa berasal dariair, tanah, udara, serta bahan pangan, baik yang berasal dari kandungan alami maupun karena proses pengolahan. Kandungan arsen pada berbagai jenis bahan pangan bisa dilihat pada table 1.1 dibawah ini.

Table 1. kadar arsen dalam berbagai jenis makanan

Jenis Bahan Pangan

Kadar arsen (µg/g berat basah)

Ikan

4,64

Udang, cumi, hidangan laut

4,64

Daging

0,49

Daging babi

1,40

Daging sapi

1,30

Sayuran

0,41

Biji-bijian

0,41

Garam meja

2,71

beras

1,60

(Astawan, 2005)

4. Penanggulangan Pencemaran

Bioremoval adalah penggunaan material biologi, antara lain mikroorganisme yang disebut biosorben yang berguna untuk mengabsorpsi polutan logam. Kemampuan bioabsorbsi dari mikroorganisme dalam mengakumulasi polutan logam terlihat melalui metabolisme. Proses bioabsorbsi terjadi karena adanya biosorben dan larutan yang mengandung polutan logam (dengan afinitas yang tinggi) sehingga mudah terikat dengan biosorben. Beberapa jenis mikroorganisme bisa dimanfaatkan sebagai bioremoval. Penggunaan mikroorganisme sebagai bioremoval memberikan berbagai keuntungan diantaranya yaitu dengan biaya rendah dapat menghasilkan efisiensi yang tinggi. Biosorben bisa diregenerasi, tidak memerlukan nutrisi tumbuhan, kemampuan mengabsorbsi logam cukup besar, serta menghasilkan sludge yang rendah. Jenis mikroorganisme yang bisa mengabsorbsi arsen diantaranya yaitu Chlorella vulgaris.

Metode lain untuk mengurangi pencemaran yaitu dengan fitoremediasi yakni menggunakan tanaman yang memiliki kemampuan tinggi mengangkut berbagai pencemaran yang ada ataupun tanaman yang memiliki kemampuan mengangkut pencemaran yang bersifat tunggal. Pteris vittata dan pityrogramma calomelanos mampu menyerap lebih dari 10.000 ppm arsen di bagian pucuk tanaman ( Aiyen, 2005)

Gambar 2. Pteris vittata dan pityrogramma calomelanos

Beberapa langkah untuk mengurangi kadar arsen dalam air minum adalah:

· Water treatment

· Pencampuran air berkadar arsen tinggi dan air berkadar arsen rendah

· Mengganti atau memodifikasi system penggalian sumur

· Meninggalkan atau tidak menggunakan sumber air yang telah tercemar arsen.

Untuk mengurangi kadar arsen pada air minum, digunakan filtrasi dari Campuran 3,8 g Fe-sulfat dan sejumlah kecil Ca-hipoklorit, yang dilanjutkan dengan filtrasi menggunakan pasir (sibbald,2002).

5. Efek Toksik

Arsen (As) bisa digunakan sebagai bahan dari berbagai macam obat, tetapi juga memberikan efek samping jika dosis yang digunakan berlebihan. Untuk itu, penggunaan obat berbahan baku Arsen (As) harus secara hati-hati karena Arsen (As) berpotensial bersifat karsinogenik. Dalam catatan sejarah Arsen (As) merupakan racun kuno yang paling banyak memakan korban jiwa. Dari 679 kasus pembunuhan, penggunaan racun arsen menempati peringkat pertama yaitu 30,8 %, menggunakan racun sianida 9% dan racun strikin sebesar 5,9%. Banyaknya orang menggunakn racun arsen untuk pembunuhan karena diantaranya:

· Arsen (As) tidak berasa, tidak bewarna, dan tidak berbau sehingga mudah dicampurkan pada makanan atau minuman tanpa dicurigai sedikitpun

· Gejala keracunan sangat umum dan tidak spesifik seperti muntaber sehingga susah untuk dikenali

· Arsen (As) sangat mudah diperoleh dalam berbagai bentuk, seperti pestisida, racun tikus, racun semut, herbisida, dan obat-obat tertentu.

Pemberian Arsen (As) dalam dosis yang besar bisa menimbulkan gejala yang sangat hebat setelah 30 menit sampai 2 jam. Gejala yang terlihat antara lain mual, muntah,kerongkongan terasa terbakar, sakit perut, diare dengan kotoran seperti air cucian beras (kadang berdarah), mulut treasa kering dan berasa logam, nafas berbau bawang putih, dan keluhan sakit menelan. Dosis yang tinggi dapat menimbulkan kematian. Sementara itu, dosis rendah bisa berpengaruh terhadap jenis jaringan tubuh dan berbagai sitem saraf tubuh.

Berbagai jenis penyakit dan organ tubuh yang diserang akibat terpapar Arsen (As) dapat dilihat pada table.2 dibawah ini

Tabel 2. Toksisitas akibat terapar Arsen (As)

Organ yang diserang

Gejala/ Penyakit yang ditimbulkan

Kulit

Hyperkeratosis simetris pada tangan, telapak kaki

Hati

Pembengkakan, penyakit kuning, kerosis, portal hipertensi

Sistem syaraf

Kehilangan pendengaran

Sistem kardiovaskuler

Akrosianosis

System hemopoises

Megalobatosis

System pernafasan

Kanker paru-paru

System endokrin

Diabetes melitus

Sumber: (0’connor 2002)

· Indikator Biologis Tosisitas

Toksisitas Arsen (As) pada manusia bisa diamati dengan menggunakan indicator biologi, diantaranya adalah:

1. Kadar Arsen (As) dalam urin, dapat terdeteksi pada korban yang baru terpapar arsen

2. Kadar Arsen (As) dalam darah, dapat terdeteksi pada korban dengan paparan akut

3. Kadar Arsen (As) dalam kulit, rambut, dan kuku dapat terdeteksi pada korban dengan paparan kronis.

· Jalur Paparan

Paparan Arsen (As) pada manusia bisa terjadi melalui beberapa jalur diantaranya adalah:

1. Paparan per oral yang berasal dari makanan serta minumam yang telah terkontaminasi Arsen (As)

2. Paparan lewat alat pernafasan berasal dari debu udara atau asap pembakaran kayu yang diawetkan dengan menggunakan Arsen (As), seperti pembakaran arang

3. Bertempat tinggal di lingkungan yang tercemar Arsen (As)

4. Bekerja dilingkungan yang menggunakan bahan baku Arsen (As) dan memproduksi arsen, diantaranya peleburan Co, peleburan Pb, industry pengawetan kayu, serta industri pestisida.

Inhalasi Arsen (As) bisa mengakibatkan kehilangan nafsu makan, nausea, dan diare, efek lebih lanjut dari Arsen (As) adalah:

1. Rasa gatal pada tangan , kram dan kaku pada otot

2. Terasa panas dan iritasi pada tenggorokan dan lambung, nafas berbau bawang putih, mulut berasa logam

3. Muntah-muntah

4. Pengaruh neorologis yaitu seperti gelisah, sakit kepala kronis, pingsan, pening, mengigau, dan koma.

Paparan Arsen (As) anorganik melalui alat pernafasan dalam dosisi tinggi bisa menyebabkan iritasi tenggorokan dan paru-paru, sedangkan paparan melalui kulit dapat menyebabkan kulit menjadi bengkak dan kemerahan.

· Efek Terhadap Alat Reproduksi

Pemberian Arsen (As) anorganik pada hewan uji yang sedang hamil bisa menyebabkan berbagai malformasi embrio yang dipengaruhi oleh cara pemberian dan lama pemberian arsen. Paparan aresn dalam dosis tinggi lewat alat pernafasan atau oral pada hewan uji yang hamil bisa menyebabkan lebih rendahnya berat badan anak yang dilahirkan, malformasi, bahkan bisa mengakibatkan kematian karena arsen mampu melewati placenta , dan arsen juga ditemuan pada air susu induk hewan uji.

Hasil penelitian hamster yang diinjeksi sodium arsenat sebanyak 20 mg/kg berat badan lewat intervena menunjukan terjadinya peningkatan kadar arsen pada jaringan fetus dengan bertambahnya usia kehamilan. Hal ini menunjukan terjadinya transfer arsen melalui plasenta dari induk menuju fetus.

· Karsinogenitas

Intoksikasi arsen secara kronis bisa menyebabkan munculnya berbagai jenis lesi kulit antara lain seperti hyperkeratosis telapak tangan dan kaki serta hiperpegmentasi yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker kulit. Arsen bisa menimbulkan gejala arsenikosis berupa melanosis dan keratosis. Gejala melanosis meliputi perubahan kulit menjadi kehitaman/gelap, terutama pada tungkai dan legan yang selanjutnya meluas keseluruh tubuh dengan ditandai dengan spot-spot hitam putih yang dikenal sebagai spotted melanosis. Gejala keratosis berupa pergeseran telapak tangan dan kaki. Pada awalnya tidak ada rasa sakit dan gatal, namun selanjutnya membusuk dan menjadi ulserasi dan gengren, sebelum munculnya kanker kulit seperti pada gambar 3 dibawah ini.

Gambar 3. Keratosis dan Melanosis

· Faktor yang mempengaruhi Toksisitas

Toksisitas aesen dipengaruhi oleh bentuk senyawa arsen. Unsur arsen sebenarnya tidak bersifat toksik. Arsen organic seperti metal-arsenik, dimetil- arsenic, dan trimetil-arsenik, merupakan enyawa yang lebih toksik dibandingkan dengan unsure arsen. Sebagian besar arsen di dalam makanan mambentuk As+5 yang kurang toksik dibandingkan bentuk arsen lainnya. Namun As+5 berubah menjadi As+3 dan berubah menjadi metal-arsenik yang bersifat lebih toksik pada makluk hidup. Arsen anorganic paling toksik dibandingkan arsen organic, sedangkan arsen dalam bentuk gas paling rendah toksisitasnya.

Toksisitas dipengaruhi oleh:

1. Susunan atau bentuk senyawa arsen

2. Jumlah atau dosis atau kosentrasi arsen

3. Bentuk fisik dan kimia dari arsen

4. Arsen anorganik lebih toksik dibandingkan organik

5. Arsen larut di dalam air lebih toksik

6. Paparan arsen dalam waktu lama pada anak-anak dapat menyebabkan penurunan IQ

Gejala toksisitas arsen bisa muncul setelah 8-14 tahun jika air yang diminum terkontaminasi oleh arsen. Aktu munculnya gejala ini dipengaruhi oleh jumlah atau kosentrasi arsen dalam air minum, status nutrisi serta imunitas seseorang.

Dosis letal akut ( LD50) arsen anorganik pada manusia adalah sebesar 0,6 mg/kg yang berarti orang dewasa dengan berat badan 70 kg membutuhkan dosis letal sebesar 42 mg. paparan dosis tinggi arsen organic sebesar 100 ppm dalam makanan atau minuman bisa mengakibatkan kematian.

· Biotransformasi

Arsen trivalen dan penavalen lebih mudah diabsorbsi dari makanan melalui alat pencernaan. Selanjutnya dengan cepat arsen ditransportasikan menuju berbagai organ dan jaringan. Arsen terutama diakumulasi dikulit, rambut, lalu tulang dan otot. Kadar total arsen dalam tubuh manusia yang diizinkan adalah 14-120 mg, belum menunjukan gejala toksisitas. Dalam tubuh manusia arsen pentavalen mengalami biotransformasi menjadi arsen trivalent yang bersifat lebih toksik karena arsen trivalen dapat diikat lebih lama dalam tubuh karena ikatannya yang kuat pada gugus sulfhidril yang banyak terdapat di dalam protein.

Senyawa arsen yang mengenai kulit akan diekskresikan melali deskuamasi kulit dan keringat. Arsen di kulit akan mengakibatkan terjadinya Mee’s Line ( perubahan pita putih melintang pada nkuku jari ) yang akan muncul setelah kurang lebih 6 minggu setelah terpapar asen.

· Kadar Batas Aman

Berdasarkan FAO dan WHO, maksimum pengambilan arsen dalam makanan yang diizinkan adaah sebesar 2µg/hari/kg berat badan. USA menetapkan jumlah kadar arsen dalam makanan yang bisa dikonsumsi kurang dari 0,04 mg/hari makanan seafood, sedangkan jumlah kadar total arsen yang dapat dikonsumsi sebesar 0,2 mg/hari. Total pengambilan arsen dari makanan tanpa adanya paparan arsen asal industri kurang dari 0,3 mg/hari (klaassen, 1986).

The Environmental Protection Agency (EPA) menetapkan batas kadar asen dalam air minum sebesar 0,001 ppm (10 ppb), sedangkan Occupational Safety and Health Administration (OSHA) menetapkan batas paparan arsen sebesar 10 µg/m3 bagi pekerja selama 8 jam/hari. Sementara itu The Environmental Protection Agency (EPA) menetapkan batas maksimum kadar arsen dalam tanah sebesar 10 ppm .

6. Pencegahan dan Penanggulangan Toksisitas

Untuk mengurangi resiko paparan arsen, dapat dilakukan beberapa cara diantaranya adalah:

· Jika peralatan kayu dirumah diawetkan menggunakan CCA (Copper Chromated Arsenic), sebaiknya pekerja menggunakan masker, sarung tangan, ataupun baju pelindung guna mengurangi paparan terhadap arsen

· Jika berdomisili atau bertempat tinggal dipemukiman, baik dengan tanah maupun air yang tercemar arsen, sebaiknya gunakan air dan tanah yang bebas arsen dan mengindari kontak langsung dengan arsen.

Pada tahap awal, bila diketahui air minum terkontaminasi arsen perlu dilakukan tindakan seperti dibawah ini:

v Air minum yang terkontaminasi arsen harus berhenti dikonsumsi

v Jika tidak terdapat alternatif lain untuk mendapatkan air minum maka air ditampung dan dibiarkan selama 12-24 jam. Kemudian ¾ bagian air dituangkan perlahan-lahan ketempat lain dan disaring 4 sampai 5 kali menggunakan filter

v Mengkonsumsi makanan bergizi, khususnya makanan yang kaya vitamin A, B, dan C. Konsumsi buah dan sayur segar mampu mengurangi 50 % resiko terkena kanker karena paparan arsen ( Dhaka Community hospital, 2003).

Untuk mengurangi toksisitas arsen, penderita diberi selenium (Se) dalam makanan agar lesi kulit berkurang. Penderita bisa diberikan metionin yang mampu mengurangi lesi kulit . pemberian ferrous sulphate yang akan dikonversi oleh bakteri dalam kolon menjadi sulfit yang akan mengabsorbsi aren dan selanjutnya akan diekskresikan ( Wilson’s, 2006).

7. Kesimpulan

Dari apa yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Arsen merupakan unsure yang melimpah secara alami, termasuk golongan semi-logam yang bisa mencemari tanah, air, dan udara melalui proses erosi atau letusan gunung berapi.

2. Arsen di alam terdapat bersama dengan unsure lain yaitu O, CL, S, H, Pb, Fe, Au, Ag, Co, dan Ni

3. Arsen yang digunakan sebagai bahan pembuatan berbagai macam obat, pegmen wallpaper, pestisida, pupuk, pengawetan kayu, alat listrik, dan campuran alloy.

4. Tingkat pencemaran arsen dilingkungan tanah, air, dan udara menigkat sesuai peningkatan pelebuan logam, pemakaran bahan bakar atau arang, dan kegiatan industri.

5. Dari berbagai peneitian yang meneliti pencemaran arsen di teluk buyat, tempat pembuangan tailing di PT Newmont Minahasa Raya, memberikan hasil bahwa telah mencemari ikan dan air tanah dan terdeteksi bahwa warga teluk buyat diketahui terpapar arsen yang telah melampaui ambang batas.

6. Dosis rendah arsen dapat bermanfaat dalam bidang kedokteran sebagai bahan berbagai macam pembuatan obat. Tetapi jika pemakaian dosis yang berlebih arsen dapat bersifat toksik.

7. Toksisitas arsen dapat dipengaruhi oleh:

· Bentuk atau susunan senyawa arsen

· Dosis atau kosentrai arsen

· Bentuk fisik dan kimia arsen

· Arsen anorganik lebih toksik dari pada arsen organic

· Arsen larut pada air lebih toksik

· Lama paparan

· Status nutrisi

· Dan imunitas seseorang.

8. Toksisitas arsen dapat bersifat akut dan kronis. Gejala toksisitas kronis meliputi hiperpigmentasi, keratosis, lesi kulit, serta gangren pada kaki. Gejala toksisitas akut berupa sakit lambung, muntah, diare, hipertensi, ritme jantung tidak teratur, dan mati mendadak.

9. Indicator biologis paparan arsen bisa diketahui melalui kadar arsen pada urin, darah, rambut dan kuku.

10. Arsenik bersifat karsinogenik, mutagenic, dan teratogenik.

11. Untuk mengurangi pencemaran arsen pada tanah, dapat digunakan tanaman hiperakumulator, yaitu Pteris Vittata dan Pityrogramma calomelonas, untuk mengurangi pencemaran arsen di air dapat digunakan filter atau dengan metode pengendapan.

8. Refrensi

· http://dhatzzone.blogspot.com/2009_06_01_archive.html

· http://www.watchwater.de/en/products/watch-envirosorbR-filter-medias/arsensorb.html

· http://www.gsi.ir/Main/Page_32/Start_0/TypeId_189/GroupId_01-14/Lang_en/Action_PhotoList/View.End.Page.html

· http://www.maniaknews.blogspot.com/2010/03/mengenal-arsenik.html